Pengikut

Yogya aku datang

| on
November 28, 2017
[Jalan-jalan] Ini ceritaku ketika liburan ke Yogyakarta. Aku sendiri sudah pernah liburan ke Yogyakarta tapi anak-anakku belum pernah. Nah, ini cerita liburan sekeluarga pertama kali ke Yogyakarta. Liburan itu maksudnya, benar-benar liburan. Bukan dalam rangka mengunjungi saudara atau keluarga atau karena keperluan dinas.

Kami berangkat tanggal 26 Juli 2013 dengan menaiki pesawat Air Asia. Anak-anak ceria sekali, senang. Ya, bagaimana tidak senang karena sebelumnya anak-anakku belum pernah melihat Borobudur dan rencananya insya Allah kami semua akan mengunjungi Borobudur.



"Topi ada?"
"Check."
"Sun Cream?"
"Check."
"Baju renang? Di hotel ada kolam renangnya."
"Check."

Dan akhirnya, tiga koper, dan satu tas jinjing pun siap diangkut untuk membawa semua perlengkapan yang kami butuhkan kelak. Niatnya memang ingin membeli sesuatu untuk oleh-oleh, jadi jangan heran  jika kami membawa tiga buah koper. Agar tidak terlihat repot, maka semua pakaian dipepatkan dalam satu koper. Koper yang kami miliki memang bertingkat. Dua koper besar yang bisa diisi satu koper ukuran kabin di dalamnya. Dengan begitu, ada satu koper yang lumayan berat dan ada satu koper yang amat enteng. Hehehe.

Iya, rencananya ini liburan tipe koper memang, bukan tipe ransel. Maklum punya anak kecil, susah jika harus backpackeran. 

FYI: tanggal 30 Juli nanti, ada saudara amat dekat yang akan menikah. Pesawatku tiba di Jakarta insya Allah pukul 17.00 lewat dikit, sedangkan acara pernikahannya pukul 18.30.  Mepet sekali bukan? Itu sebabnya aku membawa satu tas jinjing yang berisi khusus perlengkapan untuk keperluan pesta tanggal 30 Juli itu. Baju batik, jilbab, daleman jilbab atau ciput, bros, kaus kaki dan alat make up untuk pesta semua ditaruh di dalam tas jinjing tersebut. Semua untuk keperluan pestaku dan dua anak perempuanku. Sedangkan untuk keperluan pesta suami dan anak lelakiku tidak perlu dibawa ke tempat pergi liburan karena keperluan mereka ringkas saja. Tinggal ganti baju, menyisir selesai. Sedangkan keperluan perempuan ke pesta sedikit lebih ribet. Memakai pakaiannya, mengenakan kaus kaki yang matching dengan sepatu, mengenakan make up, dan mengenakan jilbab yang matching dan cantik untuk menutupi sekaligus menghias kepala. Semua perlu waktu khusus padahal waktu yang tersisa antara ketibaan kami di Bandara Soekarno-Hatta dan resepsi pernikahan hanya ada setengah jam saja. Artinya, harus dandan di pesawat jangan-jangan. Hehehe.

Oke, kembali ke cerita tentang liburanku.
Alhamdulillah pesawat Air Asia akhirnya bisa tiba di Yogya tepat waktu. Sebelumnya, di bandara Soekarno Hatta cuaca sempat mendung. Jakarta memang sedang sering diguyur hujan beberapa hari ini. 
ini bandara Soekarno Hatta terminal 2 yang masih sederhana di tahun 2013




 Agak kaget juga dengan kondisi Bandar Udara Adi Sutjipto. Karena ternyata bandara ini kecil sekali. Wah. Aku sempat melihat-lihat dan mengira-ngira lokasi kecelakaan pesawat yang kerap terjadi di bandara Adi Sucipto. Melihat landasan pacunya yang pendek, dan juga batas daratan yang landainya yang juga pendek, jangan-jangan inilah penyebab kerap terjadinya kecelakaan pesawati di bandara Adi Sucipto ya? Tapi... ah, nggak usah dipikirin layau. Alhamdulillah aku sekeluarga bisa selamat tiba dan semoga kelak berangkat juga.

bandara adi sutjipto di tahun 2013

suami dan anak-anakku di tepi lapangan udara tempat pesawat landing atau take off. Ini bandara adi sutjipto tahun 2013


[Kondisi penuh dan semrawut segera menghampiri pemandangan mataku ketika memasuki gedung bandara Adi Sucipto. Kamar mandinya juga kecil dan tampaknya hanya ada satu-satunya itupun tidak terlalu bersih. Tapi lumayanlah.

Jika tidak ada yang menjemput kalian di bandara Adi Sucipto dan bawaan kalian banyak, maka segeralah datangi loket pemesanan taksi yang ada di bagian luar pintu keluar bandara. Kalian tinggal sebut lokasi tempat kalian minta diantar nanti mereka akan memberikan harga. Tapi jangan kaget jika harganya agak mahal. Tujuanku adalah hotel Paku Mas dan untuk tujuan Hotel Paku Mas kami harus merogoh kantong sebesar Rp45.000.  Mahal apa murah tuh? Mungkin relatif ya harga segitu. Tapi yang pasti:

Yogya, Here I Come. Aih senangnya tiba di Yogyakarta.

ini dia jarak yang harus ditempuh oleh kita jika ingin mencapai HOtel Paku Mas dari  bandara Adi Sucipto. 

"Oke, rencananya  kita mau kemana nih?" (suamiku langsung bertanya ketika kami makan siang. Kami terbiasa ngobrol demokratis untuk menentukan macam-macam, jadi jika kelak kalian bertemu keluarga kami dan melihat kami saling debat untuk sesuatu yang tidak penting, maklumi saja).

"Malioboro." (oke, ini sepertinya a must deh. Gak oke kalo ke Yogya gak lihat seperti apa Malioboro itu. Ini pendapat anak sulungku)

"Borobudur." (nah, ini mah emang tujuan dari awal makanya kami memilih untuk mengisi liburan pertengahan tahun ini ke Yogyakarta, bukan daerah lain)

"Masjid tua yang ada di dekat Malioboro." (yup, kami akan melewati saat shalat Jumat di liburan kali ini jadi harus memikirkan masjid tempat untuk shalat jumat untuk anak lelakiku dan suamiku)

"Beli Batik." (hehehe, gak tahu kenapa aku hobi beli bahan jika pergi ke mana saja).
Lalu setelah semua dipaparkan... tiba-tiba aku terpikir dengan satu buah tempat yang sejak dahulu sering aku lihat di televisi. Yaitu dataran pasir luas dengan ombak besar bergulung-gulung.

"Eh, kalau pantai parang tritis itu... jauh gak sih? Penasaran aku."
"Iyaaaa... aku juga. Kalo di tivi kok kayaknya keren banget deh. Pantainya luas gitu." (ini komen anak sulungku lagi)

"Mau kesana? Jauh banget sih, apalagi kalo dari Borobudur, agak ujung ke ujung sih." (suamiku, yang ragu dengan pilihan tempat yang akan dikunjungi)

"Mauuuuu..." (akhirnya suamiku mengalah dengan kehendak suara mayoritas. Inilah enaknya alam demokrasi, suara terbanyak bisa menentukan macam-macam tergantuang pada kekuatan lobi untuk mencari dukungan. Hahaha. Jadi, dari yang semula tidak diperhitungkan untuk dikunjungi akhirnya pantai Parang Tritis dimasukkan sebagai tempat yang insya Allah akan dikunjungi selama berlibur di Yogya kali ini).

"Oke, kalau gitu kita cari mobil sewaan saja deh."
(bersambung....)
-----------------------------
Penulis: Ade Anita

1 komentar on "Yogya aku datang"