Pengikut

ASEAN dan MEA

| on
Maret 28, 2016
[Jalan-jalan] Sejak memasuki tahun 2015 lalu (jadi sudah satu tahun yang lalu), ada sebuah pemandangan yang berbeda di bandar udara Kuala Lumpur, Malaysia: Kuala Lumpur International Airport. 

Apa yang baru itu? Yaitu disediakannya sebuah line atau jalur antrian baru khusus untuk para turis atau pendatang dari wilayah ASEAN. Gambarnya seperti ini nih: 



Inilah layanan khusus baru yang diberikan oleh Pemerintah Malaysia dalam menyambut tahun dimulainya kerjasama antar negara ASEAN yang tergambung dalam MEA. Dengan adanya jalur khusus untuk para pemilik paspor ASEAN ini, maka para pengunjung tidak lagi harus masuk ke dalam line antrian yang panjang dan berliku-liku. Cukup masuk ke jalur khusus saja, dengan begitu segala urusan di bagian imigrasi bisa cepat terselesaikan.

MEA sendiri, adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi Asean. Ini adalah kerjasama antara negara-negara Asean dalam rangka untuk saling membantu dan saling dukung negara-negara yang terdapat di kawasan Asean. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di blogku Ocehan Ade Anita di tulisan yang berjudul: MEA: Indonesia apa kabarmu?

Lalu, apa yang sudah disiapkan Malaysia dalam hal ini?
Banyak ternyata. Malaysia termasuk negara Asean yang sudah amat siap dalam menyambut dan mendukung semangat MEA ini. Terlihat dari bandar udaranya, KLIA yang mengalami kemajuan cukup pesat dalam hal ini.

Jika diperhatikan, yang menarik dari bandara KLIA adalah, selain mereka memberi prioritas untuk pengunjung yang memiliki paspor dari negara ASEAN, mereka juga mempersiapkan translate atau penterjemah di banyak tempat sehingga para pengunjung (baik pelancong atau pedagang) dari sesama negara ASEAN tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Mengapa Malaysia dan Singapura begitu bersemangat menyambut MEA?


Karena Malaysia dan Singapura sudah amat siap dalam menyambut MEA ini.
Persiapan Malaysia menyambut MEA ini sudah dimulai sejak 10 tahun yang lalu. Yaitu ketika  beberapa pemimpin negara ASEAN berencana untuk mewujudkan sebuah kerjasama yang bersifat regional di kawasan ASEAN.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat oleh Malaysia dan Singapura dalam hal ini.

1. Mereka bisa mendapatkan peningkatan jumlah turis yang berkunjung ke negara mereka.
Jika turis meningkat maka otomatis pendapatan dari sektor pariwisata juga akan meningkat.
2. Mereka bisa mendapatkan tenaga-tenaga terampil dari kawasan wilayah ASEAN lain. Dengan begitu, mereka tidak perlu lagi harus mengeluarkan uang untuk menyewa dan membayar tenaga asing dari wilayah Amerika atau Eropa yang pasti harganya amat mahal.
3. Mereka juga bisa meningkatkan produksi dalam negeri dalam perdagangan tingkat regional tersebut.
4. Ketika berhadapan dengan negara Asia lain yang juga memiliki pangsa pasar amat besar di dunia, yaitu Cina dan India, maka Malaysia dan Singapura sudah punya strategi untuk bisa meningkatkan pendapatan negara mereka melalui MEA.

Sepertinya Malaysia dan Singapura, dalam hal ini,  sudah memprediksikan bahwa tingkat daya beli masyarakat yang terdapat di wilayah Asean, hanya sebagian kecil saja yang mampu membeli produk Amerika dan Eropa. Dengan begitu, ada sebagian besar yang bisa diraih untuk bersedia membeli barang-barang produk dari sesama negara Asean. Ditambah dengan potensi penduduk yang berjumlah amat banyak, maka yang harus dipikirkan hanya kualitas produk agar bisa bersaing.

Tapi, selain kualitas, ada satu lagi yang harus diperhatikan. Yaitu kenyamanan. Itu sebabnya dalam 10 tahun terakhir ini Malaysia dan Singapura benar-benar bebenah. Mereka menambah jumlah armada transportasi massalnya. Bukan hanya ditambah, tapi juga ditingkatkan kualitas kenyamanannya.

Hotel-hotel di Malaysia dan Singapura sekarang sudah banyak yang dibenahi. Dan demikian juga dengan kawasan yang biasa dikunjungi oleh turis, khususnya turis dari kawasan regional ASEAN.

Beberapa hal yang sudah dipersiapkan oleh Malaysia dan Singapura ketika aku berlibur ke negara-negara tersebut adalah:

1. Hotel dan penginapan. 

Sekarang, hotel dan penginapan mereka, sudah banyak yang sudah menggunakan fasilitas aplikasi pemesanan hotel secara online. Bahkan termasuk motel-motel kecil pun bisa diakses dan dibooking jauh-jauh hari sebelum kita berkunjung ke negara tersebut.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, jelas dalam hal ini Indonesia sedikit tertinggal. Mengapa? Rata-rata, hanya hotel dan penginapan dengan bintang 3 ke atas saja yang bisa diakses lewat internet. Padahal, pelancong itu tidak melulu datang ke Indonesia dalam rangka berlibur. Bisa juga dalam rangka mempelajari pangsa pasar untuk calon usaha mereka, atau dalam rangka tugas belajar atau tugas kerja. Artinya, mungkin akan lebih baik jika saja semua motel dan penginapan yang kecil-kecil pun bisa didata oleh jangkauan layanan pemesanan internet. Dengan begitu, para pelancong punya banyak alternatif pilihan untuk menginap. Tidak hanya dimonopoli oleh hotel-hotel bintang 3 ke atas saja.

2. Transportasi atau angkutan umum.

Perkembangan alat transportasi umum di Malaysia dan Singapura itu bukan main deh. Cepat, mudah dan nyaman. Jalur-jalur baru dibangun, kendaraan ditambah dan modelnya pun diperbaharui.

3. Informasi dari dan ke tempat liburan yang diunggulkan

Kadang, ini sesuatu yang amat berguna bagi pelancong yang belum pernah berkunjung ke wilayah yang diunggulkan.
Jujur saja, banyak tempat yang diunggulkan oleh Singapura dan Malaysia itu sebenarnya tidak terlalu istimewa. Tapi, mereka membungkusnya dengan informasi yang amat komunikatif dan jelas hingga mudah dimengerti.

4. Kenyamanan yang ditawarkan.

Ini juga nih. Ada kenyamanan yang ditawarkan.
Aku jadi ingat nasehatnya pendiri Toto Industri Jepang, Kazuchika Okura, dimana nasehatnya ini dijadikan piagam dan wasiat bagi siapapun yang ditunjuk memimpin perusahaan Toto Industri ini. Nasehat itu berbunyi:
"Jangan fokus pada penjualan produk tapi pada kepuasan pelanggan. Nanti, keuntungan penjualan akan datang dengan sendiri seiring dengan semakin bertambahnya tingkat kepuasan pelanggan."

Mungkin itu sebabnya Malaysia dan Singapura terus membenahi wilayah-wilayah dan sumberdaya manusia mereka dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Apa lagi jika bukan dalam rangka bersiap dalam perdagangan tunggal MEA?

Ayo ah Indonesia. Jangan mau kalah.
2 komentar on "ASEAN dan MEA"
  1. Kita juga sedang berbenah diri antara lain mengadakan revolusi mental
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  2. Iya ya... revolusi mental bener

    BalasHapus