Pengikut

Keripik Jagung dari Madiun

| on
Mei 03, 2016
[Oleh-Oleh] Bicara tentang oleh-oleh dari Madiun, maka semua pasti deh sudah pada tahu bahwa ada bumbu pecel dari Madiun.

Mengapa bumbu Pecel dari Madiun terkenal? Karena, packing bumbunya rapi. Sehingga bumbu pecel terhindar dari jamur dan bau tengik. Itu sebabnya bumbu pecel Madiun sering menjadi oleh-oleh bagi mereka yang baru pulang dari kota Madiun.

Tapi, tahukah kalian bahwa selain bumbu pecel Madiun, ada lagi loh kuliner yang nikmat dan layak direkomendasikan untuk menjadi pilihan oleh-oleh bila datang ke kota Madiun. Yaitu, keripik jagung.

Kebetulan, temanku Reni Judanto, adalah seorang blogger yang berasal dari Madiun. Beberapa waktu yang lalu, dia mengirimiku oleh-oleh keripik jagung khas dari Madiun. Tentu selain bumbu pecel yang juga dikirimnya (dan catat: dia mengirimnya dalam 2 rasa: sedang dan tidak pedas. Ini setelah aku sering bercerita bahwa keluarga tidak suka makanan pedas).

Wah. Ternyata, ocehanku yang hanya sekelebat-sekelebat saja itu diperhatikan oleh Reni Judhanto.

Oh ya, Reni Judanto ini, adalah seorang blogger perempuan yang menjadi anggota group whats app Em(b)ak Ceria.


Ada beberapa hal yang aku sukai dari sosok Reni Judhanto. Yaitu:

Poin 1: 

Sesibuk apapun dia, dia selalu berusaha untuk menyimak obrolan yang terjadi ketika dia sedang tidak ada di chat room.

Jadi, jika di bar status group mulai terlihat Reni is typing... itu berarti dia sedang merangkum semua obrolan yang dia lewati.

Nanti begitu muncul, maka dia akan buat rangkuman obrolannya.
Contohnya nih:
- Selamat ya dik Uniek sudah menang GA di IG nya Eka
- Christanty semoga keluarganya yang sakit cepat sembuh
- Icus, tasnya cantik sekali.
- Duh, itu kok foto Pungky seperti itu ya?
- Mama Bo, selamat berlibur
- Ikut berduka cita buat yang tetangganya meninggal dunia
- Ini bayi-bayi kok lucu-lucu sekali

Padahal kadang obrolan yang Reni Judhanto lewati itu sudah berbilang banyak jumlah chatnya. Kadang, teman-teman di group Embak Ceria sering usil menggoda Reni yang sedang asyik merekap semua obrolan satu persatu dalam sebuah kesimpulan itu dengan cara memberi komentar yang tidak penting sama sekali.

Seperti sekedar memberi icon orang tersenyum, atau orang melongo, atau tepuk tangan, atau orang lagi juling. Kebayang kan, jika kita sedang membaca skrollan chattingan dari atas lalu ada komen baru yang masuk? Otomatis chat-nya jadi bergerak naik dengan cepat.

Meski sering digoda dengan iseng oleh teman-temannya, tetap saja Reni Judhanto tabah membaca semua hasil obrolan kami. Rasanya, dia tidak mau tertinggal satu kalimat pun obrolan kami yang.... memang seru sih.
hehehehehe.

Sstt... aku pun demikian. Biarpun jumlah chat mencapai ribuan (terutama jika aku sedang sibuk selama beberapa hari sehingga tidak bisa membuka aplikasi whats app karena khawatir terlibat obrolan lalu lupa tugas utama, berusaha untuk mengikuti obrolan mereka satu demi satu.

Entahlah. Obrolan di group Embak Ceria ini selalu bikin kangen. Celoteh emak-emak yang tidak mau dipanggil emak karena merasa masih muda dan kekinian ini, selalu asyik untuk disimak. Meski isinya kadang hanya  bercanda saja.

Poin 2: 

Ya ampun aku baru sadar, aku baru nulis poin 1 ya. Kenapa jadi bleber banyak banget ceritaku?

Poin 3: 

Oke. Kita lanjut ke poin ke 3 ya.
(kenapa langsung poin ke 3? Itu yang 2 kayaknya belum selesai? xixxixi, biar keliatan banyak sih. sstt... udah diem-diem saja).

Poin 4:

Reni itu orangnya sabar sekali. Jika kita mampir ke blognya yang berjudul: Catatan Kecilku
maka kita akan menemukan betapa sabarnya sosok Reni tersebut. Mulai dari kesabarannya dalam mendampingin anak-anaknya, juga ketika sedang membaca buku.

Poin 5:

Reni itu hobi membaca buku. Jadi, tidak heran jika karena hobi membaca bukunya ini lalu tertuang dengan menulis review atas buku yang dibacanya. Jadi, tidak heran jika ada banyak penulis buku yang akhirnya mempercayakan bukunya untuk direview dan dibuatkan resensi oleh Reni Judhanto. Malah sering akhirnya Reni membuat Give Away kecil-kecilan berhadiah buku yang dipercayakan oleh penulis buku untuk dia promosikan.

Dan inilah kesenanganku ketika dikirimi bingkisan tanda cinta dari Reni Judhanto, langsung dari Madiun.

Sambal Pecel Madiun dan Keripik Jagung, dan Madu Wongso.













11 komentar on "Keripik Jagung dari Madiun"
  1. Mbak Ade... iya nih, aku suka gemes banget kalau aku sedang susah payah manjat dan membuat rekapan/notulen chat kalian... kalian pada usil dengan ngerusuh di bawah hingga chat kalian tergulung dengan cepat hahaha... parah bener jahilnya mbak ceria nih!

    Sayangnya karena kesibukanku, aku emang ga bisa selalu nongkrong di chat room... tapi aku selalu merindukan kalian semua... makanya aku bela2in untuk selalu ingin tahu obrolan kalian

    Sayangnya, blog2 milikku juga jadi terbengkalai.

    BalasHapus
  2. Mbak Ade, judul di kemasan krupuk jagung lho bukan keripik jagung *salah fokus* :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh... iya sih.. hahaha.. aku terlanjur ngomongnya keripik jagung.. karena bentuknya mungil-mungil kayak keripik.. kalo kerupuk kan rada besar biasanya. eh.. tapi gak tau juga sih.. hahaha

      Hapus
  3. Ini senada dengan postingan saya berjudul Blogger Bicara Blogger.
    Lama nggak dengar Reni Judhanto
    Saya belum pernah makan kripik Jagung, yang sudah pecel Madiun dan brem Madiun.
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  4. aku belum eprnah ngerasain keripik jagung dari Madiun, kapan kapan pesen ach nitip Mbak Reni.

    BalasHapus
  5. Hmm saya kira keripik hanya dibuat dari singkong atau kentang eh ternyata jagung bisa juga ya mbak baru tahu saya, jadi penasaran nih dengan rasanya gimana ya.

    BalasHapus
  6. Mbak Ren memang paling jago ngrekap chat group hahaha.
    Aku juga sudah ngerasain sambel pecel madiun dan kerupuk jagungnya, enaaaakk.

    BalasHapus
  7. Mbak ade, blognya baru nih ya. Aku baru mampir kayanya. Itu mbak reni baik banget, madu mongso pertama nyobain pas di kediri

    BalasHapus