Pengikut

Shabu-Shabu Ekspress: yang Bertahan Lama di Lidah

| on
September 09, 2016
[Icip-icip] Beberapa hari yang lalu, salah satu blogger yang juga seorang trainer dan motivator, Nh Her, bertanya di status facebooknya, apakah persamaan antara diri kalian dengan pasangan kalian. Sempat ada yang memberi komentar bahwa sebenarnya antara dia dan suami banyak berbedanya jadi bingung harus mengisi apa jika ditanya seperti itu. Om NhHer (ini orangnya sudah paruh baya, jadi banyak yang memanggil Om dan aku ikut-ikutan. hehehe) memberi jawaban, bahwa dia ingin mengubah mindset agar kita mau berusaha melihat sisi positif. Karena biasanya, perbedaan itu akan membawa pada perpecahan sedangkan persamaan akan membawa pada hubungan yang kian rekat.

Setelah dipikir-pikir, sepertinya persamaan aku dan suamiku adalah kami sama-sama suka melakukan perjalanan untuk wisata kuliner.

Sejak awal bertemu suamiku, aku dan dia mulai gemar mendatangi tempat makan di banyak tempat. Kadang, nyasar dan terpaksa harus berputar-putar karena hanya mendengar suatu tempat dari seseorang saja. Jaman dulu belum ada GPS. Adanya adalah, minggir ke tepi jalan lalu bertanya, "Mas.. mas.. kalo tempat A di sebelah mana ya?" Lalu GPS alam mulai diarahkan oleh orang yang ditanya dan kebetulan tahu tempatnya. "Dari sini, kira-kira lurus 300 meter lalu belok kanan. Setelah itu jalan lagi 100 meter lalu belok kiri. Abis itu ikuti saja, kanan dua kali, kiri tiga kali. Sampai deh."
Itulah GPS alam yang ada di era tahun 90an awal.

Sekarang, tentu saja karena sudah ada GPS segalanya jadi mudah jika ingin melakukan wisata kuliner. Kita tinggal masukkan nama tempat dan nama jalannya lalu biarkan Google Map yang mencarinya. Kita tinggal ikuti saja suara dari google map-nya.

Eh. Tapi sekarang tempat makan tuh udah banyak ya. Nyaris dimana-mana, sering tiba-tiba muncul tempat akan baru. Seperti yang aku temukan bersama suamiku ketika sedang jalan-jalan di mall Kasablanka. Kami menemukan rumah makan yang terhitung baru, yaitu Shabu-Shabu Ekspress.


Rromosi mereka sih mereka punya 7 macam kuah sup yang lezat.
Wah. Jadi penasaran. Maka aku dan suami serta 2 putriku (putraku sudah dewasa jadi mulai susah jika diajak jalan bareng keluarga) pun masuk ke dalamnya.



Shabu-shabu ini sendiri adalah masakan dari Jepang. Mirip sup. Bedanya, air supnya dibiarkan mendidih nanti barulah bahan-bahan mentahnya dimasukkan.

Mentah? Iya beneran mentah. Tapi jadi enak sih, karena jadi terasa segar.

nah, setelah kuah sup mendidih kita masukkan satu persatu ke dalam kuah yang mendidih tersebut. 

ini makanan yang kami pesan. Semua diberikan dalam kondisi masih mentah tapi sudah dicuci bersih dan ditiriskan.
Oh ya, makanya kemarin pingin makan masakan Jepang karena kebetulan suamiku ceritanya lagi kangen dengan masakan Jepang. Dan, di salah satu menu aku melihat ada satu menu yang sewaktu suamiku ke China bulan lalu kami di Jakarta mupeng ingin mencoba. Yaitu, ada akar dari bunga teratai.

Akar bunga teratai ini memang dijadikan salah satu bagian dari makanan yang bisa dikudap dalam kuah sup. Bentuknya lucu deh, bolong-bolong gitu. Karena aslinya mereka adalah akar yang besar dan kaku. Bentuknya memang tidak hijau atau coklat seperti akar tanaman lain karena akar bunga teratai ini tumbuh jauh di bawah air yang tidak terkena sinar matahari.



ini dia akar bunga teratai yang dimaksud. Rasanya ternyata mirip rasa bangkuang, tapi ini lebih crunchy krenyes-krenyes gitu 

jamur shitake dan tahu isi. 

ikan salmon segar. Khusus yang ini, dimakan mentah saja langsung setelah dicocok dengan kecap atau sambal jahe.


akhirnya sudah matang dan siap dimakan. 



A photo posted by Ade Anita (@adeanita4) on


5 komentar on "Shabu-Shabu Ekspress: yang Bertahan Lama di Lidah"
  1. Sebelumnya salam kenal dulu buat mba admin.
    Kirain Sabu yang itu eh ternyata ada ekspres nya dibelakang :D

    BalasHapus
  2. Aaaaaakh, duh pengen ._. belum pernah icip-icip shabu-shabu itu sih :D seringnya liat orang makan di youtube ._. kaaaaaan... wkwkw

    BalasHapus
  3. Kalau aku masih belum ketelen mbak makan ikan mentah >.< hihihi *ndeso

    BalasHapus
  4. Enak dimakan kalo hawa dingin, makanan anget seperti ini ya mbak Ade.
    Btw aku baru tau kali ini yang namanya akar bunga teratai itu :)

    BalasHapus