Pengikut

Tupperware: the next level of Toples

| on
Oktober 16, 2017
[Oleh-oleh] Generasi yang lahir di era tahun 70-an dan 80-an mana suaranya? Aku lagi nyari teman nih. Karena aku mau sedikit mengenang masa kecil yang bahagia sebagai generasi di era tersebut. Salah satunya adalah, ketika hari raya tiba.
Btw, aku juga nulis sih tulisan tentang hari raya, ini siapa tahu mau baca: Shalat Idul Adha di Singapura 
Loh? Memangnya kenapa dengan saat hari raya? Dulu, ketika aku masih kecil, hari raya itu selalu dekat dengan saat yang aku sukai. Apalagi jika bukan bertemu dengan aneka macam kue-kue lebaran. Entah mengapa, perasaan aku kue lebaran itu hanya enak yang beredar dan dijual menjelang hari raya saja deh. Baik hari raya Idul Fitri atau hari raya Idul Adha. Selain dua hari istimewa ini, rasanya tidak terasa nikmat. Apa karena ketika hari raya tiba itu, banyak kue yang dibuat sendiri ya oleh para ibu kita di rumah. Dengan begitu takaran kuenya memang dibuat dengan penuh cinta, bukan dengan perhitungan ekonomi. Tidak ada pengurangan bahan, dan tidak ada pula pengurangan ukuran. Itu sebabnya rasanya selalu lebih nikmat ketimbang kue-kue yang dijual bebas di pasaran sana.

Biasanya, seminggu menjelang hari raya, ibuku ketika aku masih kecil mulai mengeluarkan semua toples-toples yang dia miliki. Koleksi toples ibuku banyak sekali. Umumnya semua terbuat dari kaca (kami menyebutnya toples beling). Agak berat memang jika dipegang. Tapi bentuknya bagus-bagus.
Ini salah satunya:


Semua toples ini, di hari-hari selain jelang hari raya tersimpan rapi di dalam lemari. Mereka hanya dikeluarkan menjelang hari raya saja. Itu sebabnya, sebelum membuat kue-kue lebaran di dapur, ibuku biasanya mengajak anak-anaknya untuk kerja bakti membersihkan semua toplesnya. Dicuci dengan sabun, lalu dikeringkan dengan kertas koran.
Mengapa menggunakan kertas koran? Karena menurut ibu, kertas koran itu bahan yang paling baik untuk menyerap air dan sekaligus menyerap bau sabun yang terperangkap di dalam toples. Setelah dielap dengan kertas koran, toples dijemur. Dan mulailah mixer dinyalakan, bahan-bahan disiapkan, lalu mulai diolah. Dipanggang dengan oven. Pokoknya, kesibukan memanggang kue lebaran ini menjadi saat-saat penantian yang luar biasa buatku. Antara mengharap ada kue yang gagal dan kue yang berhasil. Hehhehe. Karena, untuk setiap kue yang gagal, kue itu akan diberikan pada kami.
Entah itu kue yang bentuknya berubah jadi jelek, atau yang bawahnya hitam, atau yang ketika ingin diangkat patah, atau yang topping di atas kuenya terlepas. Pokoknya, kue-kue yang gagal itu ditaruh dan dikumpulkan di dalam sebuah wadah. Lalu suara surga itu terdengar merdu:
"Nih... buat kalian. Siapa tahu mau nyicipin. Nanti nyicipin kue lagi ketika lebaran dan ada tamu yang datang saja ya." 😅😅😁😁
Karena jarak antara membuat kue dan hari raya cukup jauh, yaitu beberapa hari kemudian. Tentu saja kue-kue itu harus ditaruh di dalam toples yang kedap udara. Jaman dulu, belum ada teknologi toples kedap udara. Tapi, tidak adanya teknologi bukan berarti orang jaman dahulu tidak bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Khusus untuk mengatasi masalah ketiadaan toples dengan tutup kedap udara ini. maka ibuku mengakalinya dengan cara menutup dahulu permukaan bibir toples dengan kertas koran. Jadi seperti dialasi gitu. baru kemudian ditutup. Nah, kertas koran yang jadi alas di bibir toples otomatis akan tergesek ketika tutup toples ditaruh untuk menutupi bibir toples tersebut. Udara di dalam toples pun terpompa keluar karena pergerakan kertas koran yang tergesek tersebut. Lalu, tertutup rapat. Tidak ada lagi udara yang bisa masuk ke dalam toples.
Tuh. Cerdas kan orang jaman dahulu. Dan semua dengan teknologi yang amat sederhana.
Lalu, jaman berubah dan manusia mulai mencari inovasi baru untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi. Termasuk masalah ketiadaan tutup kedap udara untuk toples tersebut. Ketika aku mulai remaja, mulailah bermunculan model toples dengan tutup yang sudah diberi tambahan plastik kedap udara.
 Bentuknya seperti ini nih:




Jadi, masih tetap dengan toples beling tapi dengan tambahan plastik yang mengelilingi pinggiran tutup toples. Dengan demikian, antara bibir toples dan tutupnya kini sudah ada plastik lunak. Plastik ini menggantikan fungsi kertas koran. Karena keberadaan plastik ini maka udara dari luar tidak bisa masuk ke dalam toples.

Masalahnya adalah, penambahan plastik di tutup toples agar toples bisa kedap udara ini membuat toples beling menjadi semakin berat untuk dipegang. Kebayang nggak sih jika kita harus mengambil kue yang tinggal 1/3 di bawah toples. Kan terpaksa tuh harus dimiringkan toplesnya, nah, berarti kan toplesnya harus agak diangkat ya. Nah.... karena berat, jadi gampang sekali terjatuh dari tangan. Apalagi jika yang mengambil kue anak kecil yang nafsu pingin ngambil kue sebanyak yang genggaman tangannya bisa mengambil kue. Toplesnya jadi agak-agak terdorong-dorong gitu dalam posisi tergantung di tangan. Duh. Beratttt. Akhirnya... Prangggg! jatuh dan pecah.
Ugh. Pecahan beling itu berbahaya banget loh.
Anak sulungku ketika dia masih duduk di sekolah dasar dulu pernah terkena beling di bagian mata kaki. Darahnya sampai banyak sekali dan bikin panik. Ternyata memang robek jadi perlu dijahit di rumah sakit karena darah tidak berhenti jika hanya ditutup dengan plester saja.
Bisa jadi, karena masalah beling dan bahayanya jika sampai pecah, maka mulailah dipikirkan kembali inovasi yang memudahkan. Akhirnya, lahirlah inovasi toples berupa toples plastik.
Hah? 😨 Ih... nggak keren amat sih kok pakai toples plastik? Ini kan toples buat dipajang di atas meja di ruang tamu loh.

Tupperware: The Next Level Of Toples

Nggak usah khawatir takut malu jaman sekarang mah. Iya. Jaman sekarang, inovasi di pertoplesan itu sudah berkembang amat maju. Jadi, ketika era Tupperware dimulai.


Hmm. Iya. Aku juga pada awal kemunculan Tupperware rada-rada bingung kenapa Tupperware amat digemari oleh para ibu rumah tangga. Ternyata, Tupperware itu memang asli the next level of toples. Kenapa? Karena dia bukan toples plastik biasa.


Mengapa Tupperware menjadi  idola para ibu rumah tangga?
1. Karena warna-warninya yang amat colourfull tapi jauh dari kesan norak.
2. Karena ringan dipegang, tidak mudah pecah.
3. Karena sudah menggunakan teknologi kedap udara untuk semua toplesnya.
4. Karena tidak malu-maluin jika dipajang di meja tamu.
5. Karena tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk serta kegunaan.
5. Terakhir, karena menunjukkan prestise tersendiri jika memiliki tupperware.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismGKIDgtf2zlV4qozY05zNynZRvCa2NmgL9Tc97CC4K3fK-09jj3Tt38MbOGyFDwwz9XrPcEivgervhwh2MHb3vOY6J1hIhqaxlvowAEynJQ1fRlQ4WIiPnMo_t192Gxjo0FNTiqdgk4/s400/WhatsApp+Image+2017-10-09+at+10.45.30.jpeg
Wadah serba guna, termasuk toples yang colourfull banget. Ini beberapa koleksi Tupperware pribadiku


Jadi, meski terbuat dari plastik, tapi plastiknya keren.
Juga, meski terlihat sederhana tutup-tutupnya, tapi ketika sudah ditutup di mulut toples maka entah mengapa dia jadi kedap udara. Makanan di dalamnya tidak cepat rusak karena bersinggungan dengan udara yang masuk ke dalam toples lewat celah-celah yang tidak rapat. Tutup toples tupperware ini rapat sekali. Bahkan air saja jika ditaruh di dalam toples lalu toples ini ditebalikin, airnya tidak menetes loh.
Itu sebabnya, tupperware jadi idola para ibu rumah tangga.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiprQxQvv3GBkomIN3PmKJUk0GcgxgTdjQ6-7kaKCyuCIxgshlQSwTmPeK7pPTGZhVdiXjNEFLWcU0jCAM8x61Q2vjX59TvZxZ6qIrHND1LfUyItYdica-Ss2hwXWCwCijoM2lVDaGanfE/s1600/11b7ab30771366e65141eb0797a70cf9.jpg
credit foto: pinterest


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsU-UH_TJ_ZAR7uA6evPMolanL0cSZKe01JN8slcG-1rw8GDLIcUNogcmEUkkKzWC0mM4-RNSq0azW3d-RmiNFfMrsXOqKNw-qQIUUnX4bU1OtVgTFAPEb9sxSB8O1BxiSpp_q_tz2zWc/s400/ba3c001d6ab3595f91ab84662b435f9b--humor-meme-tupperware.jpg
credit foto: pinterest


 Kebetulan, suatu hari suamiku pulang dari tempat kerjanya membawa hadiah loh. isinya, Toples tupperware yang dibungkus cantik sekali.
Senang? Bangetttt. Aku baru tahu kenapa para ibu senang mendapat hadiah tupperware. hehehehe.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXzKv8ICRPwMQZBIP7I8LkqDjeKZSA_cskMjjeBA0Nv-obzkEJkUdwFHq_ynifmP7WABojlsEpGwRntsyDpW5zjEnVNcFAdzQtWSMjHZ42ThgB0bAfrcLJqkY2YJnqjSR6LBqoMusK4hk/s320/WhatsApp+Image+2017-10-09+at+10.41.51.jpeg
parcell tupperware yang dibawa suamiku
Nah, jika dahulu untuk mendapatkan tupperware itu harus ikut dalam sebuah MLM khusus, atau menunggu diskon yang ada di group khusus para sales Tupperware. sekarang ada cara yang lebih mudah dan cepat untuk mendapatkan tupperware. Yaitu dengan membelinya secara online di toko online Mataharimall.com.
Iya, sekarang tupperware sudah dijual di mataharimall.com loh. Asyik kan. Ada banyak lagi bentuk toples tupperware yang dijual disana. Ada yang bentuknya toples tupperware bulat ada juga yang berbentuk toples tupperware kotak


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5caBHwJk_Hq5FymEBV5OOCOAh8FJEgU9tIZHDALgpICtmXLf2rqutUJ7eAWmRNwUNOVhrxYnDyMwXf4qlt1hBNLUgujyxo5IG60HabLIYO865YGLJ1_oRF0DCo736pnpv9R1ld6Z1awk/s400/tupperware.JPG


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzzHDZmrr5UB8T_K19SBODNidTbpVvTf9tKD0sDXH_cFFbw2C9XGrsQ2uGm9jv71elfxWmKubIIcehZRKZT9_Gdr1bsY1iDawa8dAdHKK1bAvx8y-RdRoaZmMdQRiFB2vQx44SXNyhupA/s400/tupperware2.JPG

Percaya deh padaku, memberi hadiah seperangkat tupperware pada ibu rumah tangga atau wanita pada umumnya itu, jaman sekarang bisa setingkat dengan memberi mereka perhiasan emas. Hehehehe. Biar praktis, belinya online saja di mataharimall.com. Oke. 
4 komentar on "Tupperware: the next level of Toples"
  1. aku plg suka klo Tupperware ngeluarkn versi Hello Kitty,

    BalasHapus
  2. Sempet ngalamin juga era toples beling.. Berat2 yaa hihi..

    Jaman tupperware ini ngeri nih,, jangan sesekali hilang tupperware yg kita bawa ahaha.

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus