Pengikut

Kolam Renang Grand Hyatt Jakarta

| on
Mei 12, 2018
[Jalan-jalan] Akhir pekan enaknya ngapain? Jika kalian tinggal di Jakarta, mungkin pagi di akhir pekan bisa diisi dengan berjalan-jalan di wilayah CFD alias Car Free Day. Yaitu jalan raya yang dibebaskan dari laju kendaraan bermotor apapun.  Sepenuhnya, jalan raya ini diisi oleh para pejalan kaki atau masyarakat yang tidak mengendarai kendaraan bermotor.

CFD pertama kali di Jakarta  diadakan di masa gubernur Sutiyoso. Yaitu pada tanggal 23 Mei 2002.  Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Koalisi LSM Lingkungan sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan pemerintah. Jadi, masyarakat bisa berjalan kaki sepanjang jalan raya tersebut, berolah raga, atau melakukan aksi damai yang terkait dengan lingkungan. Car Free Day pertama ini diadakan hanya di hari minggu terakhir tiap bulannya. Berlangsung mulai pukul 06.00 s.d pukul 14.00 alias berlangsung selama 8 jam.

Merencanakan Liburan

| on
November 29, 2017
[Jalan-jalan] Tulisan ini adalah tulisan tentang liburanku yang semula ada di blog Ocehan Ade Anita. Tapi, karena temanya tentang liburan jadi aku pindahkan saja ke sini ya. Lebih cocok di sini sepertinya daripada tulisan ini berada di blog parenting dan family lifestyle-ku. Ini tulisanku di tahun 2014.

Oke. Here we go.
---------
Hai..hai... sudah lama tidak ngeblog. Tepatnya... sejak pekan balik kampung dimulai menjelang hari Raya Idul Fitri kemarin.
Kalian semua pada kembali ke kampung halamankah? Seru dong ya.
Hmm.... aku, karena lahir dan besar lalu berkeluarga dan menetap di Jakarta, maka bisa dibilang tidak punya kampung halaman. Karena, kampung halamanku ya kota Jakarta ini.

Yogya aku datang

| on
November 28, 2017
[Jalan-jalan] Ini ceritaku ketika liburan ke Yogyakarta. Aku sendiri sudah pernah liburan ke Yogyakarta tapi anak-anakku belum pernah. Nah, ini cerita liburan sekeluarga pertama kali ke Yogyakarta. Liburan itu maksudnya, benar-benar liburan. Bukan dalam rangka mengunjungi saudara atau keluarga atau karena keperluan dinas.

Kami berangkat tanggal 26 Juli 2013 dengan menaiki pesawat Air Asia. Anak-anak ceria sekali, senang. Ya, bagaimana tidak senang karena sebelumnya anak-anakku belum pernah melihat Borobudur dan rencananya insya Allah kami semua akan mengunjungi Borobudur.

Mencicipi Wedang Ronde Pasar Klewer

| on
November 28, 2017
[Icip-icip] Hawna putri bungsuku, pengalaman kuliner nusantaranya belum banyak. Hal ini karena lidahnya yang tidak terbiasa mengecap aroma pedas sejak kecil. Di rumah, memang hanya aku saja yang senang makanan pedas. Suamiku dulu senang, tapi sejak ada masalah dengan lambungnya maka dia menghindari makanan pedas atau berbumbu kuat. Karena hanya aku saja yang doyan pedas padahal harga cabe lumayan mahal, akibatnya menu masakan yang aku buat sehari-haripun amat sangat jarang yang pedas atau beraroma bumbu yang kuat.


Malioboro di Waktu Malam

| on
November 28, 2017
[Jalan-jalan] Apa sih yang menarik dari Malioboro? Seharusnya, pertanyaan ini aku ajukan sebelum aku berencana berlibur ke Yogyakarta. Entah mengapa daerah yang satu ini begitu terkenal dan seakan-akan merupakan daerah yang wajib dikunjungi jika kita ingin pergi ke Yogyakarta.


Tupperware: the next level of Toples

| on
Oktober 16, 2017
[Oleh-oleh] Generasi yang lahir di era tahun 70-an dan 80-an mana suaranya? Aku lagi nyari teman nih. Karena aku mau sedikit mengenang masa kecil yang bahagia sebagai generasi di era tersebut. Salah satunya adalah, ketika hari raya tiba.
Btw, aku juga nulis sih tulisan tentang hari raya, ini siapa tahu mau baca: Shalat Idul Adha di Singapura 
Loh? Memangnya kenapa dengan saat hari raya? Dulu, ketika aku masih kecil, hari raya itu selalu dekat dengan saat yang aku sukai. Apalagi jika bukan bertemu dengan aneka macam kue-kue lebaran. Entah mengapa, perasaan aku kue lebaran itu hanya enak yang beredar dan dijual menjelang hari raya saja deh. Baik hari raya Idul Fitri atau hari raya Idul Adha. Selain dua hari istimewa ini, rasanya tidak terasa nikmat. Apa karena ketika hari raya tiba itu, banyak kue yang dibuat sendiri ya oleh para ibu kita di rumah. Dengan begitu takaran kuenya memang dibuat dengan penuh cinta, bukan dengan perhitungan ekonomi. Tidak ada pengurangan bahan, dan tidak ada pula pengurangan ukuran. Itu sebabnya rasanya selalu lebih nikmat ketimbang kue-kue yang dijual bebas di pasaran sana.

Dyah Prameswari, Blogger Yang Jago Masak

| on
Oktober 15, 2017


[Oleh-oleh] Seperti biasa, pada sebuah akhir pekan, aku sekeluarga pergi makan di luar. Hmm. Sepertinya ini sudah menjadi sebuah kebiasaan sekaligus kebutuhan deh buat keluargaku. Yaitu, mengisi akhir pekan dengan makan-makan di luar rumah. Entah dimana saja.

Suamiku, bekerja dari hari senin hingga sabtu. Anak-anak juga sekolah, dan yang kuliah ya kuliah serta yang bekerja ya bekerja. Semua hari-hari selain akhir pekan terisi penuh. Tinggal aku sendiri yang jaga rumah. Masak sendiri, makan sendiri, cape sendiri. Hehehe. Jadi, ketika akhir pekan tiba; bukan hanya mereka yang beraktifitas di luar rumah saja yang "butuh piknik". Aku, yang sehari-hari di rumah pun, juga butuh piknik. Masa aku harus masak dan makan lagi sesuatu yang sudah menjadi makananku setiap hari? Aku perlu variasi makanan, juga variasi pemandangan. Itu sebabnya kami sekeluarga menyempatkan diri untuk bisa makan di luar rumah di akhir pekan.