Pengikut

Restoran Gula Merah Kuningan City: Tidak Harus Serba Manis

| on
Maret 31, 2017
[Icip-icip] Jika aku mengatakan clue "gula merah" apa yang muncul di pikiran kalian? Mungkin tumpukan gula merah yang rasanya manis. Btw, dulu waktu masih SD, aku suka loh ikut lomba lari marathon. Nah, di kantong celanaku, selalu ada kantong plastik berisi gula merah yang sudah aku potong kecil-kecil. Ayahku yang mengajarkan bahwa gula merah ini jika dihisap ketika kita sedang berlari bisa mengembalikan stamina tubuh yang lelah. Ayahku dulu memang seorang mantan tentara. Dia mempraktek hal ini ketika masih menjadi tentara pemula yang lagi sering-seringnya melakukan latihan fisik yang melelahkan.

Ternyata benar loh.
Badan jadi nggak terlalu cepat merasa lelah. Makanya keberadaan gula merah itu sudah lekat dengan kehidupanku sejak aku masih SD.

Nah, ketika sedang jalan-jalan ke mall Kuningan City. aku bertemu dengan restoran Gula Merah.

Letaknya tepat di depan Mushalla lantai 2.




Suasana interior di restoran ini, lebih mirip seperti suasana yang menyajikan sajian masakan Jawa. Tapi kalau lihat dari menu yang disajikan sih tidak semua merupakan masakan Jawa.

Interiornya didominasi warna coklat tua. Kayu-kayu dari bahan yang kokoh dan berwarna solid gitu deh. Lalu susunan bata yang terlihat menonjol tanpa ditutupi dengan warna cat tembok.

Kursinya ada 2 pilihan, ada yang pakai sandaran ada yang berupa bench alias bangku panjang tanpa sandaran. Aku sendiri, termasuk orang yang lebih suka memilih bangku untuk bersandar karena sandaran itu berfungsi juga untuk menggantungkan tas.

Soal makanannya. Hmm... enak. Tidak selalu serba manis sih masakannya, bahkan ada beberapa menu yang cukup pedas.


nasi goreng hijau dan empal sapi goreng

sekoteng

karedok

tumis toge ikan asin

ayam goerng lengkuas


Terong Goreng tepung


jamur goreng crispy

nasi putih

es teh manis

ayam agoreng lengkuas
Soal kebersihan?
Nah, menurutku sih restoran ini termasuk restoran yang bersih.
Ketika aku makan disana bersama keluargaku, manajer restorannya tidak sungkan untuk membantu membersihkan wastafel.

hiasan dinding yang sederhana tapi terlihat menawan

wastafel yang bersih
 Nah... begitu dulu deh reviewku. Aku sih suka makan di restoran ini. Cuma, kekurangannya satu: pilihan menu sambalnya kurang. Hahahaha... secara aku doyan pakai sambal.


4 komentar on "Restoran Gula Merah Kuningan City: Tidak Harus Serba Manis"
  1. Wahh menu makanannya menggoda mbak... jadi laparrr

    BalasHapus
  2. bikin geli aku lihatnya ,, belum lagi menunya yang dominan manis ,, hmmm takut di gigit semut ah makan yang manis mulu ,,,wkwkwk

    BalasHapus
  3. Nah ini mba, aku memang masak sering campur gula merah. sajiannya enak-enak ya, jadi unik namanya karena pakai kata gula merah :)

    BalasHapus