[Icip-icip] Ada sebuah nasehat, bahwa jika bisa sesekali pergilah melakukan perjalanan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu. Hingga kejutan datang dan akan menjadi kenangan yang manis dan sulit dilupakan di masa depan.
Ada yang pernah melakukannya? Keluargaku, beberapa kali pernah melakukannya. Dan akibatnya ya memang benar asli terkejut-kejut ketika akhirnya tiba di suatu tempat.
Pernah ya dulu, beberapa tahun yang lalu, tapi belum sampai 5 tahun sepertinya. Kami semua bangun tidur dalam kondisi lapar berat. Tapi, karena itu hari ahad, hari dimana aku boleh malas masak, jadi tidak ada makanan di rumah. Akhirnya suamiku memanggil taksi setelah kami semua mandi dan siap untuk melakukan brunch di luar. Taksi berjalan perlahan membelah jalanan ibu kota Jakarta.
"Mau sarapan dimana?" Itu pertanyaan suamiku. Dan aku serta anak-anak, tidak ada ide mau makan apa. Jadi hanya menjawab terserah.
"Nggak bisa terserah. Ini kalau nggak ada usulan, taksi bakal terus jalan nggak tahu arah tujuan. Kita terus aja nih?" Aku dan anak-anak tetap tidak ada ide mau sarapan dimana.
Taksi meluncur menuju arah Menteng. Cikini.
Patung Tani.
Gambir.
"Mau kemana?" Suamiku kembali bertanya dengan nada mendesak.
"Duh, terserah saja mas. Aku asli nggak ada ide. Dimana saja oke kok.
Dan taksi terus berputar di sekitar Monas.
Masjid Istiqlal.
Gereja Katedral.
Pasar baru.
Ke arah Mangga dua.
"Ayoo...cepat tentukan mau kemana?" Kembali suami bertanya dengan nada mendesak. Karena bingung, aku pun keceplosan asal-asalan.
"Duh...kemana ya? Yang dekat-dekat sini, paling Ancol."
"Oke. Pak, kita ke Ancol." Suamiku langsung menyambar komentar asal-asalku sebagai pernyataan yang bersifat kepastian tujuan.
Aku bengong.
Anak-anak juga bengong.
Kami saling pandang-pandangan, dan berdesis tanpa suara, "Kita ke Ancol? Seriously?"
Lalu berdebar menanti kesungguhan fakta berikutnya. Dan ternyata betulan masuk ke dalam Taman Impian Jaya Ancol. Jadilah aku sekeluarga sarapan di sana. Hahaha. Jauhhhh aja.
Selesai sarapan, jalan-jalan sebentar. Ya sudah terlanjur masuk ya, masa tidak dimanfaatkan tiketnya. Selesai jalan-jalan, naik taksi lagi untuk mencari makan sore sekaligus makan malam di tempat lain lagi. Jadi judulnya, hari itu kami full mengelilingi kota Jakarta, spesial dalam rangka jalan-jalan cari makan.
Nah. Hari ahad lalu, kejadian lagi hal seperti ini. Bedanya, kali ini anak sulungku dan istrinya tidak ikut. Jadi hanya 2 orang putriku saja. Yang satu sudah duduk di bangku Kuliah, adiknya duduk di bangku SMP.
Hari ahad itu adalah hari untuk merasakan car free day sebenarnya. Sekarang, car free day di Jakarta memang dilakukan setiap hari ahad. Tidak seperti tahun-tahun awal ketika CFD dilakukan, dimana hanya dilakukan di pekan genap saja. Bedanya, dulu CFD memang dilakukan di pekan genap tapi jamnya panjang. Yaitu hingga pukul 14.00. Sekarang, dilakukan setiap pekan tapi hanya hingga pukul 12.00 saja.
Kami pergi ke wilayah CFD dengan menggunakan taksi Bluebird. Karena belum pada sarapan, maka otomatis ingin mencari makan dulu dong. Lalu, suamiku mulai melontarkan pertanyaan yang aku dan anak-anak sebenarnya tidak menyukainya. "Kemana? Ayo, tentukan tujuan mau makan dimana?"
Hehehe.
Aku asli paling benci dengan pertanyaan ini. Karena aku malas berpikir. Juga merasa, kurang berpengalaman untuk tahu dimana tempat-tempat wisata kuliner yang asyik dan enak. Sehari-hari, aku berdiam di rumah. Paling sebulan sekali saja aku ikut acara wisata kuliner bersama emak-emak anggota arisan-ibu-sholihah. Dan sesekali ikut meliputi acara blogger yang sering diadakan di resto-resto. Cuma segitu saja pengetahuanku tentang tempat makan. Itu sebabnya aku benci jika ditanya mau makan dimana? Mauku, sudah-ajak-kemana-saja-aku-nggak-nolak-kok. Ke tempat makan yang aku pernah datangi hayuk, ke tempat lain ya senang banget jadi dapat tambahan pengetahuan tempat wisata kuliner baru.
Akhirnya, taksi terus meluncur. Melewati pasar Santa dimana banyak tempat makan berderet. Lalu masuk ke jalan Gunawarman dan disinipun banyak tempat makan berderet.
"Mau sarapan dimana?" Pertanyaan itu kembali hadir. Huff. Mau dimana ya? Aku hanya memandang lokasi tempat makan yang dilewati dengan hanya menatap mereka saja. Tidak ada ide untuk menentukan pilihan.
Huff.
"Ayo cepat tentukan kita mau makan dimana?"
Huff lagi. Mulai gelisah akunya. Lalu keceplosan, "Terserah sementoknya taksi lah, yang dekat dengan tempat tujuan berikutnya setelah selesai sarapan apa."
2. Lihat koleksi tanaman baru di Jalan Rajasa.
3. Jalan pagi alias jogging yang agak kesiangan
4. Ke mall buat makan siang lanjut belanja mingguan.
Akhirnya, taksi berputar di U turn dekat Taman Gunawarman. Karena jalan Rajasa ada di balik blok setelah Taman Gunawarman. Lalu ciiiiitttt. Rem taksi berbunyi. Jalan buntu karena portal belum dibuka. Kami turun dari taksi. Lalu melihat sekeliling dan disana ternyata ada sebuah rumah makan dengan bentuk seperti rumah penduduk dengan penataan exterior yang manis sekali. Homey and green. Dialah, Soul Food Resto.
"Oke. Kita sarapan disini saja jika begitu." lalu suami dan putri bungsuku ngeloyor masuk ke dalam rumah makan tersebut. Hanya tertinggal aku dan putri keduaku yang masih termangu di depan pintu masuk. Tentu saja dengan 2 kegiatan yang berbeda. Putriku membuka handphone dan mulai membaca review rumah makan dari web tempat makan yang dia percaya, sedangkan aku mulai memotret sana sini. Hehehe. #peace ah.
Selesai mengambil gambar dari beberapa sudut, aku masuk ke dalam. Ke tempat suami dan putri bungsuku sudah duduk di dalam.
Jadi, putri keduaku ini benar-benar gerak cepat mencari tahu tentang rumah makan ini. Akhirnya dia menemukan keterangannya di Zomato.
Lebih lengkapnya, isi japrian dia adalah:
"Bu, kenapa sih nggak ngecek review dari pengunjung sebelumnya? Ada yang bahas tuh di Zomato."
Aku hanya melihat padanya sambil tersenyum. Lebih tepatnya nyengir saja. Mau bagaimana lagi, karena kami sudah terlanjur duduk. Jadi, mari nikmati saja. Lihat nanti saja, kejutan apa yang akan muncul.
Jujur. Rumah makan Soul Food itu cozy sekali. Benar-benar membuat pegunjung merasa damai. Tanaman hijau ada di mana-mana. Dan interior di bagian luar dan dalam didominasi oleh warna daun dan motif daun. Wallpaper, alas makan, kain penutup jok kursi, serta hiasan di dinding didominasi motif daun yang berwarna hijau. Bahkan termasuk cat tembok dan cat list jendelanya juga berwarna hijau. Gaya furniturenya sendiri, bergaya tradisional Indonesia tempo dulu. Jadi, di sana sini ada beberapa barang yang menimbulkan kesan vintage. Jadul. Tapi bukan berarti semua serba jadul. Tetap ada sentuhan modernnya yang berbaur dengan halus dan penuh harmonis. Seperti sign toilet dan mushalla. Juga penataan toiletnya yang bersih dan terkesan modern minimalis.
Di samping toilet, ada mushalla yang terpisah oleh sebuah tangga menuju ke atas. Di depan mushalla, tertata sendal=sendal anyaman dari daun pandan.
Nah, masih sejajar dengan toilet dan mushalla, yaitu tepatnya ke jalan menuju pintu keluar dari samping, terdapat warung aneka sayur dan buah-buahan organik. Juga berbagai macam bumbu masakan organik yang bebas pengawet dan tanpa pewarna buatan.
Lalu, mari kita mencoba masakannya. Ketika aku sedang menunggu makananku datang, aku perhatikan, mungkin karena masih pagi ya, jadi baru aku sekeluarga saja yang datang. Pengunjung kedua adalah sepasang suami istri orang Jepang.
Sebenarnya, bagi semua tamu yang datang ada welcome snack yang diberikan cuma-cuma. Yaitu sepiring putu mayang atau ketan lupis. Tapi, keluargaku tidak mengambilnya karena khawatir kekenyangan. Padahal ini kan hanya sarapan. Hehehe.
Nah. Pasangan orang Jepang yang menjadi pengunjung kedua, terlihat gembira ketika ditawari welcome snack. Mereka penasaran apa rasanya jadi bersedia mengambil untuk icip-icip.
Keluargaku memesan ini nih:
Jadi, begitu pesanan menu sarapanku datang, ternyata pisang gepeng itu adalah pisang yang digoreng tanpa tepung. Lalu diberi topping parutan keju dan taburan coklat meisses.
Sedangkan pesanan putri bungsuku pisang goreng tepung. Nah. Masalahnya, begitu dihidangkan ternyata pisang goreng tepung itu hanya diberi topping parutan keju saja. Tidak ada taburan coklat meissesnya. Tentu saja putriku pinginnya coklat meisses. Oleh waitressnya diberi coklat meisses sebanyak setengah mangkuk kecil. Mantap ya.
Nah. Yang aku anggap juara dari semua menu yang kami pesan untuk sarapan menurutku adalah ini nih, Tahu Gagal. Karena menurutku sama sekali tidak gagal sih. Malah berhasil enak dan padat isinya, cocok banget buat sarapan.
Nah, di bagian dalam tahu ternyata istimewa. Karena isinya adalah tumis daun kale dan potongan wortel, kol, dan udang. Ini enak banget. Asli enak banget. Rekomendasi deh "Tahu Gagal" ini.
Nah... berikut ini adalah bagian exterior rumah makan Soul Food.
Homey banget. Cocok buat santai dan ngobrol lama kayaknya.
Ya.. harganya lumayan sih. Tapi kabar baiknya adalah, jam bukanya pagi. Jadi, kita bisa sarapan disini jika malas masak di rumah.
Ada yang pernah melakukannya? Keluargaku, beberapa kali pernah melakukannya. Dan akibatnya ya memang benar asli terkejut-kejut ketika akhirnya tiba di suatu tempat.
Pernah ya dulu, beberapa tahun yang lalu, tapi belum sampai 5 tahun sepertinya. Kami semua bangun tidur dalam kondisi lapar berat. Tapi, karena itu hari ahad, hari dimana aku boleh malas masak, jadi tidak ada makanan di rumah. Akhirnya suamiku memanggil taksi setelah kami semua mandi dan siap untuk melakukan brunch di luar. Taksi berjalan perlahan membelah jalanan ibu kota Jakarta.
"Mau sarapan dimana?" Itu pertanyaan suamiku. Dan aku serta anak-anak, tidak ada ide mau makan apa. Jadi hanya menjawab terserah.
"Nggak bisa terserah. Ini kalau nggak ada usulan, taksi bakal terus jalan nggak tahu arah tujuan. Kita terus aja nih?" Aku dan anak-anak tetap tidak ada ide mau sarapan dimana.
Taksi meluncur menuju arah Menteng. Cikini.
Patung Tani.
Gambir.
"Mau kemana?" Suamiku kembali bertanya dengan nada mendesak.
"Duh, terserah saja mas. Aku asli nggak ada ide. Dimana saja oke kok.
Dan taksi terus berputar di sekitar Monas.
Masjid Istiqlal.
Gereja Katedral.
Pasar baru.
Ke arah Mangga dua.
"Ayoo...cepat tentukan mau kemana?" Kembali suami bertanya dengan nada mendesak. Karena bingung, aku pun keceplosan asal-asalan.
"Duh...kemana ya? Yang dekat-dekat sini, paling Ancol."
"Oke. Pak, kita ke Ancol." Suamiku langsung menyambar komentar asal-asalku sebagai pernyataan yang bersifat kepastian tujuan.
Aku bengong.
Anak-anak juga bengong.
Kami saling pandang-pandangan, dan berdesis tanpa suara, "Kita ke Ancol? Seriously?"
Lalu berdebar menanti kesungguhan fakta berikutnya. Dan ternyata betulan masuk ke dalam Taman Impian Jaya Ancol. Jadilah aku sekeluarga sarapan di sana. Hahaha. Jauhhhh aja.
Selesai sarapan, jalan-jalan sebentar. Ya sudah terlanjur masuk ya, masa tidak dimanfaatkan tiketnya. Selesai jalan-jalan, naik taksi lagi untuk mencari makan sore sekaligus makan malam di tempat lain lagi. Jadi judulnya, hari itu kami full mengelilingi kota Jakarta, spesial dalam rangka jalan-jalan cari makan.
Nah. Hari ahad lalu, kejadian lagi hal seperti ini. Bedanya, kali ini anak sulungku dan istrinya tidak ikut. Jadi hanya 2 orang putriku saja. Yang satu sudah duduk di bangku Kuliah, adiknya duduk di bangku SMP.
Hari ahad itu adalah hari untuk merasakan car free day sebenarnya. Sekarang, car free day di Jakarta memang dilakukan setiap hari ahad. Tidak seperti tahun-tahun awal ketika CFD dilakukan, dimana hanya dilakukan di pekan genap saja. Bedanya, dulu CFD memang dilakukan di pekan genap tapi jamnya panjang. Yaitu hingga pukul 14.00. Sekarang, dilakukan setiap pekan tapi hanya hingga pukul 12.00 saja.
Kami pergi ke wilayah CFD dengan menggunakan taksi Bluebird. Karena belum pada sarapan, maka otomatis ingin mencari makan dulu dong. Lalu, suamiku mulai melontarkan pertanyaan yang aku dan anak-anak sebenarnya tidak menyukainya. "Kemana? Ayo, tentukan tujuan mau makan dimana?"
Hehehe.
Aku asli paling benci dengan pertanyaan ini. Karena aku malas berpikir. Juga merasa, kurang berpengalaman untuk tahu dimana tempat-tempat wisata kuliner yang asyik dan enak. Sehari-hari, aku berdiam di rumah. Paling sebulan sekali saja aku ikut acara wisata kuliner bersama emak-emak anggota arisan-ibu-sholihah. Dan sesekali ikut meliputi acara blogger yang sering diadakan di resto-resto. Cuma segitu saja pengetahuanku tentang tempat makan. Itu sebabnya aku benci jika ditanya mau makan dimana? Mauku, sudah-ajak-kemana-saja-aku-nggak-nolak-kok. Ke tempat makan yang aku pernah datangi hayuk, ke tempat lain ya senang banget jadi dapat tambahan pengetahuan tempat wisata kuliner baru.
Akhirnya, taksi terus meluncur. Melewati pasar Santa dimana banyak tempat makan berderet. Lalu masuk ke jalan Gunawarman dan disinipun banyak tempat makan berderet.
"Mau sarapan dimana?" Pertanyaan itu kembali hadir. Huff. Mau dimana ya? Aku hanya memandang lokasi tempat makan yang dilewati dengan hanya menatap mereka saja. Tidak ada ide untuk menentukan pilihan.
Huff.
"Ayo cepat tentukan kita mau makan dimana?"
Huff lagi. Mulai gelisah akunya. Lalu keceplosan, "Terserah sementoknya taksi lah, yang dekat dengan tempat tujuan berikutnya setelah selesai sarapan apa."
Tujuan aku, suami dan anak-anak hari ahad itu adalah:
1. Sarapan.2. Lihat koleksi tanaman baru di Jalan Rajasa.
3. Jalan pagi alias jogging yang agak kesiangan
4. Ke mall buat makan siang lanjut belanja mingguan.
Akhirnya, taksi berputar di U turn dekat Taman Gunawarman. Karena jalan Rajasa ada di balik blok setelah Taman Gunawarman. Lalu ciiiiitttt. Rem taksi berbunyi. Jalan buntu karena portal belum dibuka. Kami turun dari taksi. Lalu melihat sekeliling dan disana ternyata ada sebuah rumah makan dengan bentuk seperti rumah penduduk dengan penataan exterior yang manis sekali. Homey and green. Dialah, Soul Food Resto.
"Oke. Kita sarapan disini saja jika begitu." lalu suami dan putri bungsuku ngeloyor masuk ke dalam rumah makan tersebut. Hanya tertinggal aku dan putri keduaku yang masih termangu di depan pintu masuk. Tentu saja dengan 2 kegiatan yang berbeda. Putriku membuka handphone dan mulai membaca review rumah makan dari web tempat makan yang dia percaya, sedangkan aku mulai memotret sana sini. Hehehe. #peace ah.
hahaha, jadi kelihatan deh kalau lagi moto-moto |
Selesai mengambil gambar dari beberapa sudut, aku masuk ke dalam. Ke tempat suami dan putri bungsuku sudah duduk di dalam.
anak berbaju merah, yang terlihat tenang padahal kakinya menyepak kakiku sambil ngasi kode agar membaca japrian dia di whatsapp.. hehehehe. |
Jadi, putri keduaku ini benar-benar gerak cepat mencari tahu tentang rumah makan ini. Akhirnya dia menemukan keterangannya di Zomato.
Lebih lengkapnya, isi japrian dia adalah:
"Bu, kenapa sih nggak ngecek review dari pengunjung sebelumnya? Ada yang bahas tuh di Zomato."
Aku hanya melihat padanya sambil tersenyum. Lebih tepatnya nyengir saja. Mau bagaimana lagi, karena kami sudah terlanjur duduk. Jadi, mari nikmati saja. Lihat nanti saja, kejutan apa yang akan muncul.
SOUL FOOD RESTO
Jujur. Rumah makan Soul Food itu cozy sekali. Benar-benar membuat pegunjung merasa damai. Tanaman hijau ada di mana-mana. Dan interior di bagian luar dan dalam didominasi oleh warna daun dan motif daun. Wallpaper, alas makan, kain penutup jok kursi, serta hiasan di dinding didominasi motif daun yang berwarna hijau. Bahkan termasuk cat tembok dan cat list jendelanya juga berwarna hijau. Gaya furniturenya sendiri, bergaya tradisional Indonesia tempo dulu. Jadi, di sana sini ada beberapa barang yang menimbulkan kesan vintage. Jadul. Tapi bukan berarti semua serba jadul. Tetap ada sentuhan modernnya yang berbaur dengan halus dan penuh harmonis. Seperti sign toilet dan mushalla. Juga penataan toiletnya yang bersih dan terkesan modern minimalis.
tema ruangan yang serba green |
pilihan kue tradisional sebagai welcome snack bagi tamu. Tapi hanya dapat 1 saja. Jika suka dan pingin nambah lagi, ya harus beli. Ini kue lupis |
nah ini juga welcome snack, putu mayang dan bolu kukus warna warni. |
cermin dan lampu gantung |
Di samping toilet, ada mushalla yang terpisah oleh sebuah tangga menuju ke atas. Di depan mushalla, tertata sendal=sendal anyaman dari daun pandan.
sign toilet dan mushalla |
toilet yang minimalis modern |
mushalla |
sendal untuk ambil wudhu |
wallpaper menuju toilet |
Nah, masih sejajar dengan toilet dan mushalla, yaitu tepatnya ke jalan menuju pintu keluar dari samping, terdapat warung aneka sayur dan buah-buahan organik. Juga berbagai macam bumbu masakan organik yang bebas pengawet dan tanpa pewarna buatan.
warung sayur organik |
warung sayur organik |
Lalu, mari kita mencoba masakannya. Ketika aku sedang menunggu makananku datang, aku perhatikan, mungkin karena masih pagi ya, jadi baru aku sekeluarga saja yang datang. Pengunjung kedua adalah sepasang suami istri orang Jepang.
Sebenarnya, bagi semua tamu yang datang ada welcome snack yang diberikan cuma-cuma. Yaitu sepiring putu mayang atau ketan lupis. Tapi, keluargaku tidak mengambilnya karena khawatir kekenyangan. Padahal ini kan hanya sarapan. Hehehe.
Nah. Pasangan orang Jepang yang menjadi pengunjung kedua, terlihat gembira ketika ditawari welcome snack. Mereka penasaran apa rasanya jadi bersedia mengambil untuk icip-icip.
Keluargaku memesan ini nih:
ini pilihan sarapanku dan putri bungsuku, pisang goreng. Cuma yang aku pisang gepeng (jadi tanpa tepung) sedangkan putriku dengan tepung. |
Sedangkan pesanan putri bungsuku pisang goreng tepung. Nah. Masalahnya, begitu dihidangkan ternyata pisang goreng tepung itu hanya diberi topping parutan keju saja. Tidak ada taburan coklat meissesnya. Tentu saja putriku pinginnya coklat meisses. Oleh waitressnya diberi coklat meisses sebanyak setengah mangkuk kecil. Mantap ya.
ini sarapan suamiku, semangkuk bubur kacang hitam. Tapi karena suamiku tidak mau pakai santan jadi santan diberi terpisah dalam mangkuk kecil |
ini pesanan putri keduaku, bubur ayam. Ternyata bubur ayamnya kuah kuning dan diberi tambahan sate ayam 2 tusuk. Sambal terpisah. Dan porsinya nih banyak banget loh |
satu porsi dapat 3 potong |
dikudap dengan sambal kacang |
bagian dalam tahu gagal |
Nah... berikut ini adalah bagian exterior rumah makan Soul Food.
Homey banget. Cocok buat santai dan ngobrol lama kayaknya.
bagian luar |
bagian luar |
ini daftar harga makanannya |
Nyebelinbanget emang sam akata terserah ini jadi bikin bingung. Dan aku pun kalau ditanya mau makan dimana ya terserah tapi seringnya gak mau :-D
BalasHapusYa ampun perjalanan kalian heboh, sampe bingung sang Ayah hahaha tapi dengan tidak terduga nemu tempat cozy ya bund. Dan menunya malah menu seperti biasa gitu, tapi aku mupengnya sama bubur ketan item udah lama nggak makan itu. Jual sayur organic pula di situ ya keren. Ruangannya bersih dan instagramable ya.
BalasHapusHehehe..saya pun paling sebel kalau ditanya mau ke mana? makan di mana? manalah aku tahu nggak pernah ke mana-mana juga wkwkw...kebayang mba ade sama keluarga keliling Jakarta naik Taksi yang jadi pertanyaan berapakah ongkos taksi muter-muter di Jakarta? Pertanyaan iseng bin kepo
BalasHapusMau kemana? Ke hatimu saja jihaaaa...
BalasHapuseh sarapan pagi setiap akhir pekan itu asyik juga yah. Kalau di keluarga saya malah sibuk. sibuk mencuci, sibuk masak, ke pasar dan lain-lain. Sehri-harinya kami ngantor sih.
Sarapan tanpa rencana di weekend itu memang paling menyenangkan mba, arahnya kemana tergantung pagi itu lagi kepingin makan apa :)
BalasHapustempatnya asri yaa, Mba. Kesan yang terlihat itu tempatnya adem :), apalagi furniture-nya banyak dari rotan, jadi tambah keren deh :)
BalasHapuswah tempatnya cakep bangeett. So instagramable hihihi
BalasHapusHahahaa..judulnya keliling Jakarta cari makan yaaa mba. Aku sama Udi selalu buka Zonato or tripadvisor or google maps utk review resto. Apalagi aku memang kontributor review mba., kadi sengaja jalan ke tempat yg belum pernah cobaa
BalasHapusKalau aku bisa jadi lupa makan nih.
BalasHapusTempatnya ember, so cozy...
Cucok sama harga makanannya ya...
Baidewei, aku asli ngakak pas baca menu "tahu gagal" yang nyata tidak gagal, HAHAHA
Tempatnya oke banget!!! Aku malah fokus sama Tahu Gagalnya. Mungkin nanti kalau udah berkeluarga boleh lah Hari Minggu buat jalan2 bebas tanpa tujuan pasti, hahaha
BalasHapusDuh kalau naik taksi apa ga bengkak argonya mba. Aku juga suka gitu. Terserah jawabannya tapi kalo sdah ditentukan suami malah ga cocok. Dasar! haha
BalasHapusKami sering banget mbak, jalan entah ke mana, laper dan lelah, trus terserah deh. Dan kami bukan keluarga yang suka mencoba rumah makan yang baru, jadi kalau sedang dalam perjalanan jauh, makannya di makanan yang umum. Etapi itu tempat makan mbade asyik banget, ijo
BalasHapusinteriornya tuh kliatan bagus banget, mba. Masih asri gitu. Aku mau ah kapan kapan bisa mencoba. Makanannya juga kliatan enak enak nih. Yummy
BalasHapusTempatnya keren banget mba untuk foto-foto ehh gagal fokus, mau dong di ajak sarapan tanpa rencana
BalasHapusMba ade, seru banget cari sarapannya. Dan pasnya nemu tempat makan dengan ambience yang keceh dan makanan yang yummy2
BalasHapusWahahahahha ternyata mahal2 yaaa :D :D
BalasHapusAku sering tuh kayak gitu mbak jaman2 masih di Suly, pergi keluar naik mobil jalaaan aja terus nggak tau mau makan siang di mana. Ngelewatin mall, ngelewatin resto, ngelewatin cafe, akhirnya jauh juga tuh makannya, di tempat yg belum pernah dikunjungi. Wkwkwkkwkw. Tapi emang seru, Mbak! Kalau ada mobil, pasti Mbak Ade bakalan lebih sering keluar jalan2 kayak gitu deh, hihihi.
Hahaha akuh jg ga suka ditanyain makan dimana. Nahh tp mba ade itu tempatnya nyaman bgt ya. Serba hijau ngademin
BalasHapusNyoba ah bikin itu tahu gagal ada resepnya ga ya di internet hahahaha
BalasHapusSo sweet~
BalasHapusSuamiku orangnya super well-planned.
Jadi kalau ngajuin proposal mau jalan-jalan itu harus detil.
Mau kemana, beli apa saja..dll.
Kalo ga penting-penting banget, lebih baik di rumah.
Pengeeen tahunyaa.
BalasHapusIsiannya mantaaapp.
Jadi pengen buat.
Hehhee
Tempatnya seru ya buat sarapan ya Mbk, jalan-jalan dengan keluarga itu emang seru banget ya. Met weekend ya Mbk.
BalasHapusEnaknyaaa kalo tiap minggu kayak mba Ade gini yaaa..
BalasHapusjalan2 cari sarapan ke mall.
Wah restonya ramah family yaaa. Aku jg bbrp kali pergi tanpa perencanaan mbak, biasanya jg wiken, males masak haha.
BalasHapusWah,,, jadi kepengen ke restonya sambil bawa tangguh juga....
BalasHapusTahu gagalnya nggemesin banget mbaaa penampakannya. Tidak seperti tahu isi pada umumnya. Kenapa sih disebut gagal? Gagal utk berhenti pesan lagi dan lagi kah? :))
BalasHapusItu restonya suasananya kelihatan nyaman banget mbak..
BalasHapusWah, ini lokasinya buat fefotoan kece banget. Btw aku palung bete klo ngajak seseorang, suami kek..jawabnya terserah. Karena bikin mood lenyap,wkwkwk
BalasHapusTempatnya asik banget, mbak. Cocok banget untuk selfie disana, hihi.
BalasHapusHarga makanannya lumayan ya, mbak, hihihi
Kenapa ga dipasang Adsen lumayan lho ini website nya juga banyak viewer
BalasHapusKopi Jreng Bikin Kuat Tahan Lama
Bagaimana Cara Diet Golongan Darah B
Papiledema Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius
Cara Mengatasi Encok di Pergelangan Tangan
Tips Aman Puasa bagi Ibu Hamil agar Tetap Bugar