[Icip-icip] Sepertinya, salah satu menu sarapan pagi yang wajib hadir di sebagian besar hotel di Indonesia yang menyediakan sarapan pagi untuk tamu-tamu mereka adalah bubur ayam. Ringan, hangat, dan tidak mengenyangkan tapi lumayan bisa mengisi perut sebelum mengudap menu yang lain.
Di musim kampanye pemilihan presiden kemarin, bubur ayam termasuk salah satu makanan yang ikut ramai dibicarakan karena memang ada pembagian kelompok bagaimana cara seseorang menikmati semangkuk bubur ayam di tangannya. Ada yang diaduk, ada yang tidak diaduk.
Aku... Sepertinya sih aku termasuk kelompok komunitas makan bubur diaduk deh. Hehehe.
Sedangkan suamiku termasuk kelompok komunitas makan bubur tidak diaduk.
Kata suamiku: "Aku lebih menikmati makan bubur ayam tidak diaduk. Dengan begitu, aku bisa merasakan semua sensasi rasanya satu-satu dan utuh. Tidak tercampur dengan rasa yang lain."
Kataku: "Aku.... suka apa saja asal makan berdua kamu mas."
uhuk.
uhuk.
Nah, di hari kedua liburanku di kota Semarang, aku memilih makan bubur ayam nih. Prinsipku sekarang jika berlibur adalah, wisata kuliner tidak boleh mengganggu program diet yang sudah susah payah aku jalankan. Karena naikin berat badan itu perkara mudah, nurunin berat badan itu yang luar biasa susyaaahhhh. (eit, aku nggak terima komentar "aku sih gampang mbak, Aku malah pingin gemuk tapi nggak bisa-bisa. Badanku awet langsing nih sejak dulu". Dalem tau komen seperti ini).
Di hari kedua aku memasuki ruang restoran hotel Aston Inn, aku langsung ingin mencoba menu makanan yang berbeda dengan yang aku ambil kemarin. Variasilah. Dan itu berarti tujuanku adalah bubur ayam.
Kalian tahu tidak, biasanya nih, aku tuh jarang banget memilih bubur ayam jika sarapan di hotel. Bukannya tidak suka, tapi aku pikir, biasa saja sih, bubur ayam tuh jarang bikin penasaran jika harus dicoba di tempat yang premium. Hehehe. Mending pilih makanan lain.
Tapi, karena pilihanku sudah habis di hari kedua sarapan ini, jadi aku pun memilih bubur ayam.
Pilihannya banyak banget, dan spesial, ada ikan asin yang bisa dipilih untuk jadi topping bubur ayam.
Hah?
Ikan asin?
Iya.. . ikan asin.
Aku kok jadi penasaran apa rasanya memberi topping ikan asin di atas bubur ayam?
Totalnya, ada 4 jenis ikan asin yang tersedia di antara deretan aneka topping yang bisa dipilih. Hotel Aston Inn ini memang menghendaki agar tamu hotel meracik sendiri bubur ayam sesuai selera mereka.
Aku kurang tahu nama-nama ikan asin. Tapi, ini dia 4 macam ikan asin yang tersedia untuk dipilih:
Akhirnya aku pun mencobanya. Dicampur harap-harap cemas takut rasanya jadi berantakan sih sebenarnya.
Dan, sebagai anggota makan bubur ayam diaduk, aku mengaduk buburku. Hahahaha.
Ternyata rasanya: ENAK.
Ikan asinnya tidak mendominasi kok. Mungkin karena bubur itu kandungan airnya banyak jadi asinnya si ikan asin itu tidak dominan. Larut begitu saja. Dikudap dengan irisan cabe rawit, hmm.. yummy.
Btw, lalu aku mikir kenapa bubur ayam a la Hotel Aston Inn Pandanaran Semarang ini memakai ikan asin ya? Oh, mungkin karena kota Semarang adalah kota yang memilih pantai sehingga banyak ikan asinnya yang merupakan produk olahan masyaarakat lokal Semarang.
Boleh nih dicoba di rumah jika ingin makan bubur ayam
Dengan catatan: jika terniat dan lagi rajin. hehehe. Peace.
"Bubur ayam : makanan dari bahan dasar beras yang dimasak dengan jumlah air yang amat banyak sehingga ketika matang, beras tersebut menjadi nasi yang amat sangat lembek. Dikudap dengan memberi kuah gurih, lalu diberi topping macam-macam, mulai dari suwiran ayam, bawang goreng, irisan daun bawang dan irisan daun seledri, potongan cakwe, dan sebagainya, termasuk kecap dan kerupuk."
Dan tidak terkecuali di Hotel Aston Inn Pandanaran tempatku menginap selama berlibur di Semarang, Jawa Tengah.
Ada bubur ayam juga di antara deretan menu sarapan pagi yang bisa dipilih oleh tamu hotel.
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
Di musim kampanye pemilihan presiden kemarin, bubur ayam termasuk salah satu makanan yang ikut ramai dibicarakan karena memang ada pembagian kelompok bagaimana cara seseorang menikmati semangkuk bubur ayam di tangannya. Ada yang diaduk, ada yang tidak diaduk.
Aku... Sepertinya sih aku termasuk kelompok komunitas makan bubur diaduk deh. Hehehe.
Sedangkan suamiku termasuk kelompok komunitas makan bubur tidak diaduk.
Kata suamiku: "Aku lebih menikmati makan bubur ayam tidak diaduk. Dengan begitu, aku bisa merasakan semua sensasi rasanya satu-satu dan utuh. Tidak tercampur dengan rasa yang lain."
Kataku: "Aku.... suka apa saja asal makan berdua kamu mas."
uhuk.
uhuk.
Nah, di hari kedua liburanku di kota Semarang, aku memilih makan bubur ayam nih. Prinsipku sekarang jika berlibur adalah, wisata kuliner tidak boleh mengganggu program diet yang sudah susah payah aku jalankan. Karena naikin berat badan itu perkara mudah, nurunin berat badan itu yang luar biasa susyaaahhhh. (eit, aku nggak terima komentar "aku sih gampang mbak, Aku malah pingin gemuk tapi nggak bisa-bisa. Badanku awet langsing nih sejak dulu". Dalem tau komen seperti ini).
Di hari kedua aku memasuki ruang restoran hotel Aston Inn, aku langsung ingin mencoba menu makanan yang berbeda dengan yang aku ambil kemarin. Variasilah. Dan itu berarti tujuanku adalah bubur ayam.
Kalian tahu tidak, biasanya nih, aku tuh jarang banget memilih bubur ayam jika sarapan di hotel. Bukannya tidak suka, tapi aku pikir, biasa saja sih, bubur ayam tuh jarang bikin penasaran jika harus dicoba di tempat yang premium. Hehehe. Mending pilih makanan lain.
Tapi, karena pilihanku sudah habis di hari kedua sarapan ini, jadi aku pun memilih bubur ayam.
Bubur Ayam A La Hotel Aston Inn Pandanaran Semarang
Yang menarik perhatianku adalah pilihan aneka topping yang tersedia untuk diletakkan di atas bubur ayam a la hotel Aston Inn Pandanaran Semarang.Pilihannya banyak banget, dan spesial, ada ikan asin yang bisa dipilih untuk jadi topping bubur ayam.
Hah?
Ikan asin?
Iya.. . ikan asin.
Aku kok jadi penasaran apa rasanya memberi topping ikan asin di atas bubur ayam?
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
Aku kurang tahu nama-nama ikan asin. Tapi, ini dia 4 macam ikan asin yang tersedia untuk dipilih:
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
Akhirnya aku pun mencobanya. Dicampur harap-harap cemas takut rasanya jadi berantakan sih sebenarnya.
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
Dan, sebagai anggota makan bubur ayam diaduk, aku mengaduk buburku. Hahahaha.
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
![]() |
bubur ayam a la hotel Aston inn Pandanaran Semarang |
Ikan asinnya tidak mendominasi kok. Mungkin karena bubur itu kandungan airnya banyak jadi asinnya si ikan asin itu tidak dominan. Larut begitu saja. Dikudap dengan irisan cabe rawit, hmm.. yummy.
Btw, lalu aku mikir kenapa bubur ayam a la Hotel Aston Inn Pandanaran Semarang ini memakai ikan asin ya? Oh, mungkin karena kota Semarang adalah kota yang memilih pantai sehingga banyak ikan asinnya yang merupakan produk olahan masyaarakat lokal Semarang.
Boleh nih dicoba di rumah jika ingin makan bubur ayam
Dengan catatan: jika terniat dan lagi rajin. hehehe. Peace.
Lebih enak ya kaka buburnya hehe
BalasHapuswah isiannya banyak bangettt, sarapan bisa kenyang sampe makan malam XD
BalasHapustop abis artikelnya
BalasHapus