[Jalan-jalan] Tagline yang paling populer jika berbicara tentang Media Sosial adalah,
"Nggak ada Foto Berarti Hoax"
"Nggak narsis nggak eksis"
"Nggak heboh nggak bakalan ngetop"
"Semakin ekstrim semakin disuka"
"Semakin Banyak Like Semakin Oke"
Dan akibatnya, akhirnya di akun media manapun, selalu berusaha untuk menghadirkan keseruan, kehebohan dan ke-luar biasaan.
Orang rela melakukan sesuatu yang beresiko menimbulkan bahaya bagi dirinya atau diri orang lain, demi agar terlihat heboh dan berujung pada perolehan LIKE yang berlimpah.
Kadang, orang melupakan rasa malu dan "bermartabat" (ada tanda petiknya) sejenak demi agar menghasilkan sesuatu yang bisa ditampilkan sesuatu yang bisa berpotensi menghasilkan penambahan follower dan like.
Karena blogku ini adalah blog yang khusus membahas tentang traveling, maka aku akan paparkan beberapa cerita dari sebuah foto selfi di berbagai tempat yang semula didedikasikan untuk diposting di media sosial yang berujung pada petaka.
1.
foto dan tulisan diskrinsut dari harusbaca dot com |
2.
foto dan tulisan dskrinsut dari harusbaca dot com |
3.
foto dan tulisan diskrinsut dari harusbaca dot com |
4.
foto dan tulisan diskrinsut dari harusbaca dot com |
5.
foto dan tulisan diskrinsut dari harusbaca dot com |
6.
foto dan tulisan diskrinsut dari liputan6 dot com |
7.
foto dan tulisan diambil dari liputan6 dot com |
Nasehat Menghadapi Godaan LIKE dan Penambahan Followers di Media Sosial :
Emangnya apa kontribusi media sosial buat kehidupan dunia dan akheratmu sampai harus segitunya? Please deh.
Dan dari Media Sosial Whats App Group yang aku miliki, aku mendapat artikel yang bagus yang bisa jadi bahan renungan bagi kita semua. Artikelnya adalah sebagai berikut:
DICARI Teman yg bisa Mensholatkan kita...
Ketika KITA WAFAT...Duka cita di zaman now.....Karangan Bunga Tidak Menambah Apa-apa.....Ada seseorang yg kami kenal..., sebagai seorang yg diberikan kedudukan yg tinggi di dunia ini dihadapan manusia. Beberapa waktu yg lalu..., beliau rahimahullah wafat...Masya Allah..., selang satu jam... tersiar berita duka..., semua masyarakat bergerak. Tamu berdatangan ke rumah megahnya. Tidak sampai tiga jam..., jalan raya di sekitar rumah duka..., penuh dgn karangan bunga yg tersurat dari rupa-rupa orang besar di negeri ini.Jalanan ditutup untuk umum..., dijaga oleh polisi militer. Patroli pengawal disiapkan..., panitia pengurusan jenazah didatangkan khusus. Keluarga tidak mau pengurusan oleh jamaah masjid... Tak masalah...Hingga selesailah jenazah dikafani..., dan siap dishalatkan...Diluar rumah..., orang ratusan sudah berjejalan..., hadir...! Maka diputuskan jenazah dishalatkan di masjid... Segera kami siapkan...Masjid siap..., jenazah sudah dihadapan imam..., tetapi....yang berbaris dibelakang imam baru enam orang...! Subhanallah..., kami susul para pelayat di luar masjid...,"pak..., bu..., ayo ambil wudhu...! Shalat jenazah mau dimulai...! Ayo pak...!!", kami menyeru.....Namun... tamu-tamu elite dan sosialita ini berujar diluar dugaan, "ini susah buka sepatunya, dek...!" atau "kami doakan saja..., dek..., dari sini...", timpal ibu yg lain sambil bercermin ke kaca mobil.Subhanallah..., kami seru tetangga-tetangga kampung kami yg sama-sama hadir menyaksikan prosesi megah ini..., "pak..., bu..., Ayo...! Cepet wudhu...! Ayo pak..., diminta keikhlasannya...!!"Bapak ibu tetangga kami ini hanya menggeleng, sambil tersenyum..., "nggak dek...,Malu Banyak orang besar...! Kami terhenyak menyerah...Akhirnya kami kembali kedalam masjid, yg saat itu terhimpun sekitar 11 orang yg kemudian kami bagi menjadi tiga shaf. Jenazah pun dishalatkan.Semoga Allah mengampuni almarhum..., menyayangi beliau..., dan memasukkan beliau ke dalam syurgaNya yg penuh kenikmatan.Ibrah bagi yg hidup:Berkawanlah dengan mereka yang pada waktunya.... , ikhlas menyalatkan jenazah kita..., bahkan walau pun harus menempuh jarak. Mereka yg ikhlas mau mendoakan ampunan Allah bagi kita ketika jasad ini sudah kaku.Berdekatanlah dengan mereka yg benar-benar menyayangi kita dunia-akhirat.Karena karangan bunga tidak menambah apa-apa.....Takziah dan ikut mensholatkan jenasah serta mendoakan itulah yg paling utama.....Carilah teman taat dunia akhirat supaya kelak kita tidak hanya menerima kiriman karangan bunga.......
Kesimpulannya: Heboh di media sosial itu rugi. Berprestasi di dunia nyata itulah yang beruntung dan harus kita raih. Insya Allah.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar