Pengikut

Uang Receh Sering Ditolak Angkot

| on
Februari 17, 2019
[Jalan-jalan] Seorang teman bertanya padaku, bagaimana cara memanfaatkan uang receh dari hasil kembalian.

"Bukan apa-apa sih mbak. Tapi, uang receh sering ditolak angkot." Itu keluhnya.
Ada yang pernah merasakan apa yang dia rasakan tidak?


Aku sering.
Dompetku beberapa kali jebol bukan gara-gara bawa duit kebanyakan tapi gara-gara kebanyakan uang recehnya.

Coba deh beli sesuatu dengan uang receh yang banyak, biasanya sih ditolak.

Waktu aku tinggal di Sydney, Australia, di tiap kasir supermarketnya, ada alat untuk menghitung uang receh yang diberikan oleh pembeli ketika ingin membayar. Itu sebabnya jika ada yang membayar dengan uang receh dan jumlahnya banyak, mereka tinggal memasukkan uang receh tersebut ke dalam alat dan sebanyak apapun jumlahnya bisa terhitung secara otomatis.

Tapi, di Indonesia sepertinya alat menghitung nominal total uang receh jarang dimiliki. Bahkan, ketika aku mendatangi Bank untuk menukar uang receh saja ternyata Bank harus menghitungnya dengan manual.

Nah. Kebayang merepotkan memang jika ada orang yang membayar dengan uang receh.

Uang receh Rp1000 an masih oke deh. Tapi jika sudah uang receh Rp100, Rp200, nah.... mulai deh.

Coba saja kalian sesekali menyodorkan bayar angkot sebesar Rp3000 dengan uang receh Rp100 atau Rp200; pasti deh ditolak ama angkot.

Pertanyaannya, enaknya diapain ya uang receh yang ditolak jadi numpuk banyak ini? Ini dia solusinya.

Pemanfaatan uang receh yang sulit dipakai:

1. Ditukar dengan uang kertas yang nilainya lebih besar di bank.

Untuk diketahui, penukaran uang di Bank itu tidak bisa semau-maunya kita. Karena bank menerapkan aturan bundelan. Bundelan uang ini harus 100 lembar.

Jadi jika bundelan Rp2000 maka menjadi Rp200.000
Jika bundel Rp5000 maka menjadi Rp500.000
dan seterusnya.

Artinya, kumpulin dulu aja ya uang recehnya sampai bisa ditukar dengan bundel uang kertas senilai 100 lembar.

2. Ditabung di celengan.
Iya, tabung sajalah uang receh yang banyak itu daripada menjebol dompet. Jika sudah penuh, kan bisa ditukar di bank.

3. Sumbangkan untuk yang akan menikah.
Loh? Apa hubunganya? Hehehe. Karena, nyaris di semua acara pernikahan selalu ada acara melempar uang receh ke semua yang hadir sebagai bagian dari acara berbagi kesenangan. Nah. Mereka tuh butuh lagi uang receh.

4. Tabung di dalam tabungan yang diperuntukkan untuk disedekahkan atau diwakafkan kelak.

Ide ini muncul dari celengan tabung sedekah dan tabung wakaf yang dimiliki oleh Da'arut Tauhid loh awalnya. Dan sekarang sepertinya ide ini mulai banyak dilakukan oleh banyak sekali badan amil zakat. Jadi, kita tinggal mengambil celengan karton yang disediakan, lalu jika sudah penuh kita tinggal serahkan pada mereka dengan niat untuk disedekahkan atau diwakafkan.



Jadi... jangan resah lagi jika uang receh sering ditolak angkot. Ada banyak cara kan untuk memanfaatkan uang receh yang banyak itu. 
Be First to Post Comment !
Posting Komentar