[Oleh-oleh] Dulu, maksudku beberapa tahun silam, ketika makan sahur aku selalu mencari channel televisi SCTV. Kenapa? Karena aku sekeluarga adalah penggemar sinetron religi saban sahur di SCTV yaitu Para Pencari Tuhan. Dan ini ceritaku tentang channel favorit saat puasa.
Sebenarnya, sebelum mengenal sinetron religi Para Pencari Tuhan, aku selalu menyetel channel Metrotv untuk mendengarkan Quraish Shihab yang sedang membawakan tafsir al misbah. Tapi, belakangan, channel ini ditinggalkan karena di rumah tidak ada yang berminat untuk menyimaknya.
Alasannya:
"Kurang bikin melek bu. Sudah nahan kantuk, dengar ceramah pula."
Baiqlah.
Ibu mengalah. Jadi menyimak channel yang ramai hingar bingar seperti NetTV misalnya, dimana rombongan Andre, Sule, Desta dan Vincent serta teman-teman mereka lainnya saling berlomba melucu. Hingga akhirnya muncul sinetron Para Pencari Tuhan.
Dalam sekejap, sinetron religi PPT (singkatan dari Para Pencari Tuhan) memang dalam sekejap merebut hati banyak pemirsa. Lalu, seperti cendawan di musim hujan. mulai bermunculan banyak sekali sintron religi sejenis di channel televisi lain.
Semua rata-rata berisi sarkasme terhadap kehidupan beragama yang dianut oleh sosok yang sok tahu, atau amat polos, dengan karakter hitam putih yang terlihat nyata.
Lalu... .perlahan kami mulai jenuh dan bosan menonton PPT dan semua jenis sinetron religi.
Entahlah.
Tapi perlahan malah jadi ikut-ikutan bersikap sarkas terhadap kehidupan beragama itu sendiri. Dan mulai memposisikan diri bahwa "gue lebih baik dari orang lain".
Menurutku, ini sudah tidak sehat.
Kenapa? Karena sikap seperti ini perlahan bisa membuat kita jadi orang yang sombong dan rawan melakukan khilaf tapi tidak sadar bahwa jika sedang khilaf.
Jadi.... perlahan mulai berhenti menonton PPT dan semua jenis sinetron religi.
Dan mulai kembali mencari tayangan ceramah kembali.
"Mending nonton ceramah deh, cari saja ustad yang tidak monoton membawakan ceramahnya."
Sekarang, saban sahur aku sekeluarga menonton tayangan ceramah "Ustad Abdul Somad dan para sahabatnya" yang tayang di TVONE mulai pukul 03.30 s.d 04.30.
Sebenarnya, sebelum mengenal sinetron religi Para Pencari Tuhan, aku selalu menyetel channel Metrotv untuk mendengarkan Quraish Shihab yang sedang membawakan tafsir al misbah. Tapi, belakangan, channel ini ditinggalkan karena di rumah tidak ada yang berminat untuk menyimaknya.
Alasannya:
"Kurang bikin melek bu. Sudah nahan kantuk, dengar ceramah pula."
Baiqlah.
Ibu mengalah. Jadi menyimak channel yang ramai hingar bingar seperti NetTV misalnya, dimana rombongan Andre, Sule, Desta dan Vincent serta teman-teman mereka lainnya saling berlomba melucu. Hingga akhirnya muncul sinetron Para Pencari Tuhan.
Dalam sekejap, sinetron religi PPT (singkatan dari Para Pencari Tuhan) memang dalam sekejap merebut hati banyak pemirsa. Lalu, seperti cendawan di musim hujan. mulai bermunculan banyak sekali sintron religi sejenis di channel televisi lain.
Semua rata-rata berisi sarkasme terhadap kehidupan beragama yang dianut oleh sosok yang sok tahu, atau amat polos, dengan karakter hitam putih yang terlihat nyata.
Lalu... .perlahan kami mulai jenuh dan bosan menonton PPT dan semua jenis sinetron religi.
Entahlah.
Tapi perlahan malah jadi ikut-ikutan bersikap sarkas terhadap kehidupan beragama itu sendiri. Dan mulai memposisikan diri bahwa "gue lebih baik dari orang lain".
Menurutku, ini sudah tidak sehat.
Kenapa? Karena sikap seperti ini perlahan bisa membuat kita jadi orang yang sombong dan rawan melakukan khilaf tapi tidak sadar bahwa jika sedang khilaf.
Jadi.... perlahan mulai berhenti menonton PPT dan semua jenis sinetron religi.
Dan mulai kembali mencari tayangan ceramah kembali.
"Mending nonton ceramah deh, cari saja ustad yang tidak monoton membawakan ceramahnya."
Sekarang, saban sahur aku sekeluarga menonton tayangan ceramah "Ustad Abdul Somad dan para sahabatnya" yang tayang di TVONE mulai pukul 03.30 s.d 04.30.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar